-->

Menjaga Lingkungan Juga Perintah Nabi

3 minute read

 


Menjaga Lingkungan, Mestinya Dibahas Saat Khutbah Jum'at

Belakangan ini, perhatian soal lingkungan semakin sering dibahas. Meski sebenarnya, sudah ada beberapa organisasi seperti Walhi yang sejak lama fokus menjaga alam. Walhi berdiri sejak 1980 dan terus berupaya melibatkan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

Namun, di tengah perkembangan industri yang cepat, isu lingkungan kadang kalah perhatian. Padahal, Indonesia yang kaya sumber daya alam sedang menghadapi berbagai masalah serius seperti deforestasi, polusi, dan perubahan iklim. Uniknya, meski mayoritas penduduk beragama Islam, kesadaran untuk menjaga alam yang sudah diajarkan agama kadang terlupakan.

Baca Juga :-

    Data menunjukkan, khutbah Jumat yang membahas lingkungan hanya sedikit sekali. Ini menjadi tanda bagi para pemuka agama dan pembuat kebijakan untuk lebih aktif mengangkat isu ini agar bisa masuk ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

    Nabi Muhammad SAW sudah memberi contoh dengan menetapkan kawasan konservasi yang disebut Hima—tempat yang dijaga agar alam tetap terpelihara, mulai dari sungai, lembah, hingga sumber daya lainnya. Di Madinah, Nabi menetapkan Hima seluas lebih dari dua ribu hektar, dan para sahabatnya pun melanjutkan tradisi menjaga kawasan tersebut.

    Nabi juga mengingatkan bahwa mengambil tanah atau sumber daya alam secara tidak adil adalah perbuatan yang berat dosanya. Jadi, menjaga alam bukan hanya soal lingkungan, tapi juga soal keadilan dan tanggung jawab.

    Al-Quran menegaskan bahwa Allah menundukkan lautan, langit, dan bumi agar manusia bisa memanfaatkannya dengan baik dan bersyukur. Sumber daya alam adalah anugerah yang harus dijaga, bukan dirusak atau dimonopoli oleh segelintir pihak.

    Menurut Yusuf al-Qardhawy, salah satu kezaliman terbesar adalah ketika manusia acuh terhadap alam sekitar. Sebagai khalifah di bumi, kita punya tanggung jawab menjaga keseimbangan agar tidak terjadi kerusakan yang bisa jadi dosa ekologis.

    Menariknya, nama surat-surat dalam Al-Quran seperti al-Hadid dan an-Naml mengingatkan kita untuk hidup harmonis dengan alam.

    Apa yang Bisa Kita Lakukan?

    Untuk menghidupkan semangat Islam dalam menjaga lingkungan, dibutuhkan langkah nyata dan kerja sama semua pihak.

    Pertama, pemerintah perlu memasukkan nilai-nilai ekologis Islam ke dalam kebijakan, dengan melibatkan ulama dan cendekiawan supaya kebijakan tidak hanya ilmiah tapi juga sesuai nilai agama.

    Kedua, pemuka agama harus lebih aktif menyampaikan pesan soal lingkungan di khutbah dan pengajian. Aksi kecil seperti mengurangi plastik sekali pakai dan membawa tumbler juga bagian dari bentuk kepedulian.

    Ketiga, kolaborasi antara pemerintah, ulama, dan masyarakat perlu diperkuat, misalnya melalui kampanye di pesantren, masjid, dan lembaga pendidikan Islam.

    Dengan langkah ini, isu lingkungan bisa jadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Obrolan di komunitas tidak hanya soal harga barang, tapi juga tentang membawa tumbler dan mengurangi plastik.

    Singkatnya, semangat Islam untuk menjaga lingkungan sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Tinggal bagaimana kita mewujudkannya bersama. Dengan kerja sama semua pihak, menjaga bumi jadi tanggung jawab kita bersama, bukan hanya aktivis atau ilmuwan.

    Techy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ART
    Techy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ART