-->

Saya Tertipu Pekerjaan Sampingan Gaji Jutaan

 



"Halo, Kak. Nama saya Siska. Kami ada lowongan pekerjaan sampingan yang gajinya 100 ribu hingga dua juta perhari, cukup dikerjakan melalui hand phone dan sambil bermain sosial media. Apakah Kakak berminat?". Begitu kata seseorang di aplikasi chating WhatsApp.

Saya, sebagai orang yang "moto duiten" spontan tanpa pikir panjang langsung menjawab: "Oh, ya? Ratusan ribu dalam sehari hanya dengan bermain handphone?".

"Iya kak. Jika kakak berminat akan kami lanjutkan penjelasannya". Jawabnya.

"Oke. Lanjutkan Kak penjelasannya "

"Baik. Begini, Kak. Langkah pertama Kakak akan kami gabungkan dalam sebuah grup WhatsApp bersama-sama anggota grup lainnya, dan disana akan ada briefingnya. Tapi sebelumnya mohon kakak mengirimkan nomor rekening atau dompet digital yang Kakak miliki".

"Baiklah, Kak. Terima kasih sebelum dan sesudahnya". Jawab saya ramah dan penuh harap. Lalu saya kirimkan nomor dompet digital saya.

Jadilah saya digabungkan dalam sebuah grup yag anggotanya sekitar 50-an nomor hape, entah ini manusia semuanya atau hanya nomor saja.

Langkah berikutnya, anggota grup disuruh menyukai dan mengikuti salah satu akun Tiktok. Dengan hanya mengikuti dan menyukai salah satu akun ini saya mendapat transfer 25 ribu rupiah. Sayan bahagia sekali, wong tidak ngapa-ngapain sudah dapat uang 25 ribu rupiah.

Saya dan semua anggota grup tentunya, disuruh me-screen shot pemberitahuan transfer yang ada di aplikasi dompet dijital masing-masing. Karena saya senang sudah dapat transferan, sayapun lakukan.

Lanjut misi berikutnya dengan upah 40 ribu rupiah. Mereka mengirimkan sebuah tautan video salah satu akun tiktok yang mengelola usaha meubel, kami disuruh berkomentar "minat" pada salah satu video dari akun tersebut, dan tentunya kami harus mengikuti akunnya. "Baiklah, 40 ribu" batin saya. Setelah misi dilakukan lagi-lagi kami harus menyecreenshot misi yang telah dilakukan. Dan ternyata benar, saya mendapatkan transfer 40 ribu rupiah dari misi sederhana tersebut.

Beberapa kali misinya hampir sama, hanya beda akun yang harus diikuti dan video yang disukai, hingga jumlah total transfer yang saya dapatkan kurang lebih 200 ribu rupiah.

Untuk misi berikutnya saya, atau kami, disuruh pindah aplikasi chating, dari WhatsApp ke telegram. Saya mengikuti perintah itu. Untuk misi pindah aplikasi ini saya mendapatkan transfer 20 ribu rupiah. Ya, hanya pindah aplikasi chating mendapatkan upah 20 ribu rupiah. Tentunya, disini ada briefing baru dan misi baru. Saya tetap mengikuti setiap perintah untuk mendapatkan upah. Maklum, saya pegagguran yang mata duitan. Jadi mendapatkan uang yang tak seberapapun saya sudah sangat bahagia sekali, apa lagi mendapatkannya tidak perlu menghabiskan banyak tenaga.

Beberapa kali pada misi berikutnya tidak jauh berbeda dengan misi sebelumnya, misi "like" dan "follow" akun TikTok dengan bayaran yang berbeda-beda hingga uang yang masuk ke dompet digital saya 350 ribu rupiah. Senang sekali saya.

Lalu, sampailah pada misi yang upahnya sangat besar, satu juta lima ratus. Misinya hanya berkomentar agak panjang di salah satu video YouTube, minimal 150 karakter. "Wahhh...misi yang sangat mudah" batin saya. Tapi ternyata tidak semudah itu. Untuk misi kali ini saya harus membeli misi ini seharga 500 ribu rupiah. Uang yang sangat banyak. Tapi upahnya juga besar, jika saya membeli misi ini saya masih untung satu juta. Tawaran yang sangat menggiurkan, yang berhasil menggoyahkan iman saya.

Saya berpikir, menimang dan menimbang untuk misi ini. Uang yang saya dapatkan dari mereka dari misi yang saya kerjakan 350 ribu rupiah, saya tinggal menambah dari uang saya sendiri 150 ribu sudah dapat satu juta lima ratus setelah misi mudah ini selesai. Saya bimbang. Sedangkan saldo saya di dompet digital hanya 350 ribu dari hasil mengerjakan misi tadi. Sempat terpikir untuk pinjam uang ke teman untuk menambah saldo.

Di grup telegram sudah ramai anggota grup lain yang mengirimkan screenshot pembelian misi ini. Saya semakin bimbang, semakin tergiur untuk membeli misi ini. Semakin kuat juga keinginan saya untuk pinjam uang ke teman untuk menggenapi lima ratus ribu rupiah demi bisa ikut misi ini. Beberapa waktu kemudian, sebagian anggota grup sudah mengirimkan screenshot keberhasilan mereka melakukan misi ini sekaligus bayaran yang mereka dapatkan.

Bekali-kali saya mendapatkan pesan pribadi dari mereka untuk ikut misi ini agar bisa mengikuti misi berikutnya yang upahnya lebih besar. Saya semakin bimbang. Tapi tetap tidak saya lakukan, karena tidak cukup uang untuk mengikuti misi ini.

Saya masih diam, mengikuti perkembangan informasi di grup telegram. Misi berikutnya mucul, berupa paket. Paket misi pertama seharga satu juta, dengan upah dua juta lima ratus, paket kedua seharga dua juta rupiah dengan upah empat juta rupiah, paket ketiga seharga tiga juta rupiah dengan upah tujuh juta rupiah. Lagi-lagi saya semakin tergiur. Tapi, mengingat saya tidak punya cukup uang, saya bimbang. Masih terpikir untuk meminjam uang ke teman. Tapi saya tidak berani melakukannya, sebab saya tahu kebanyakan teman saya tidak punya uang sebanyak itu. Dan misi inipun harus dilakukan secara berurutan. Sedangkan misi sebelumnya yang seharga lima ratus ribu rupiah saja belum saya kerjakan karena tidak mampu membelinya.

Saya masih memantau informasi di grup, berkali-kali pula saya mendapat pesan dari banyak nomor yang tidak jelas yang isinya membujuk saya untuk mengikuti misi ini agar saya mendapatkan uang lebih banyak. Sebagian mengancam saya jika tidak mengikuti misi akan dikeluarkan dari grup dan tidak akan mendapatkan bayaran lagi. Saya diamkan, tidak saya balas, bahkan banyak yang saya blokir karena "nggriseni". 

Saya sudah dapat 350 ribu rupiah, sudah cukup untuk membayar tagihan paylater saya. Dan pada akhirnya, saya dikeluarkan dari grup dan diblokir perekrut saya yang namanya Siska. Tapi saya ikhlas. Dan ternyata siska adalah seorang laki-laki yang esok hari menelpon saya dan berkata dengan galaknya: "Kamu ini bagaimana, tidak menghargai kami yang telah mengundang kamu kegrup. Tidak menghargai kami yang telah mengajak kamu bekerja sampingan dengan gaji sebesar itu. Kamu telah merugikan perusahaan karena tidak mengikuti misi perusahaan.  Kamu kami balcklist. Kamu tidak akan kami undang lagi....!!!". Sayapun menjawab dengan agak sopan: "AKU ORA NGGANCENG....!!!"

***

Techy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ART
Techy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ARTTechy Pranav PKD ART